Blogroll

Nelayan Sawah mengucapkan selamat Hari Sumpah Pemuda.

Sample Text

Silahkan tinggalkan komentar Anda, karena setiap kritik dan saran Anda sangat membantu kami para petani untuk menulis blog ini menjadi lebih baik lagi.

email : akunbareng2@gmail.com

Postingan Acak

Lagi Loading, Di mohon Sabar
Didukung oleh: Nelayan Sawah.

Sabtu, 30 April 2011

Deja Vu (Pernah melihat)



Fenomena Deja Vu

Sebelum w menjelaskan apa itu ‘dejavu’, w mau berbagi sedikit pengalaman w mengenai dejavu. 

Pernah waktu itu w melihat kejadian, tiba2 dalam hati w ngomong, “kayanya w pernah dah ngalamin kejadian ini sebelumnya. Tapi dimana ya,, dan kapan ya w pernah ngalamin kejadian ini???”. Atau kita pernah ke tempat sesuatu yang baru kita kunjungi tapi kita seperti tidak asing/merasa sangat familiar dengan tempat tsb. Padahal kita baru pertama kali ini ke tempat itu. Aneh kan???

Apa yang w certain ini mungkin rata rata dari kalian pernah mengalami apa yang w alami. Hhe,, aneh kan? Kita baru saja melihat sesuatu tapi kayaknya jauh2 hari kita tu uda pernah ngelihat itu. Sampe sampe kita tidak bisa mengingatnya dan kita segera melupakan kejadian itu. Itu terjadi gak sekali dua kali lho..

Dulu w pikir, w tu bisa ngeliat semacam masa depan. Tapi ternyata w SALAH! Karena hampir teman teman w yang lain juga pernah ngalamin hal semacam ini.

Nah.. itulah yang disebut oleh para ilmuwan sebagai ‘dejavu’. Dalam bahasa prancis dejavu berarti ‘pernah melihat’. Kata ini mempunyai sebutan lain dan variasi seperti deja vecu (telah mengalami), deja senti (telah memikirkan) dan deja visite (telah mengunjungi). Nama Deja Vu ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Emile Boirac yang mempelajari fenomena ini tahun pada 1876.

Sebelum kita melihat mengenai deja vu, pertama, kita perlu mengetahui apa yang disebut dengan "Recognition Memory", atau memori pengenal.


Recognition Memory

Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.

Otak kita berfluktuasi antara dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection dan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection (pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita bertemu dengan seseorang di toko, maka dengan segera kita menyadari bahwa kita sudah pernah melihatnya sebelumnya di bus.
Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Déjà vu adalah contoh Familiarity.  

Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.

Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau bau. Jadi, jika anda sering mengalami deja vu, jelas anda tidak sendirian di dunia ini.

Teori Deja Vu
Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.



Foto di atas adalah foto ilustrasi “Puncak Gunung es” yang terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.


Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu. 

Hingga hari ini, penelitian ihwal pengalaman aneh ini masih terus dilakukan. Dan mirip dengan mimpi, deja Vu sangat sulit dijelaskan dengan mudah dan sederhana. Bahkan beberapa kalangan rohaniwan berpendapat bahwa déjà vu merupakan bukti adanya reinkarnasi. Betulkah? Agaknya déjà vu akan terus menjadi misteri.

Semoga semua penjelasan penjelasan dari berbagai sumber yang saya dapat bisa membantu kalian memahami fenomena déjà vu. Paling tidak kita tidak sendirian mengalami déjà vu di dunia ini.

(sumber : wikipedia, xfile-enigma.blogspot.com)
(di tulis oleh Zenius)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buat pembaca yang gak pake akun, kalo mau berkomentar pilih "beri komentar sebagai : Name/URL"

Name-nya ditulis nama, untuk URL-nya dikosongin ajah..

terima kasih